I.TUJUAN
PRAKTIKUM
1.Tujuan Umum
Adapun tujuanumum praktikum leveling mechine adalah agar
mahasiswa mampu melakukan pengujian/test terhadap mesin dan selanjutnya
melakukan leveling mesin berdasarkan data yang diperoleh dalam hal ini mesin yang
akan dilakukan proses leveling adalah mesin bubut maximat v 13 yang ada di work
shop teknik mesin Politeknik Negeri Medan.
2.
Tujuan Khusus
Adapun
tujuan khusus dalam leveling mechine antara lain adalah sebagai berikut:
a. Memperolehdata
untuk mengetahui bagian bagian yang mengalami penyimpangan dalam mesin bubut
maximat v 13 yang ada di bengkel teknik mesin Politeknik Negeri Medan
b. Mengelola
data hasil pengujian terhadap mesin bubut maximat v 13 untuk menentkan bagian
bagian mana sajakah yang perlu dilakukan proses leveling
II
MANFAAT PRAKTIKUM
a. Mengetahui
dasar-dasar leveling mechine
b. Melatih
diri untuk mampu melakukan pengujian terhadap mesin-mesin perkakas
c. Menambah
pengetahuan tentang alat-alat ukur dalam
kegiatan pengujian
d. Memperoleh
data hsil pengujian untuk tindakan perbaikan
DASAR
TEORI
A. Pengertian
Leveling Machine
Leveling
Machine adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui keadaan mesin
secara keseluruhan.Leveling perlu dilakukan untuk mengetahui kerusakan yang
dialami oleh sebuah mesin yang kemudian akan ditanggulangu/diperbaiki sedini
mungkin agar tidak terjadi kerusakan yang berlanjut.Dalam hal ini adapun mesin
yang akan dilakukan leveling adalah Mesin Bubut MAXIMAT V 13 yang ada di
Bengkel Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan.Adapun kegiatan Pengecekan yang
dilakukan pada mesin tersebut adalah sebagai berikut :
1) Mengukur
Kedataran Landasan Luncur Pembawa pada Bagian Depan dan Belakang dalam Arah
Horisontal
2) Mengukur
Kedatara Landasan Luncur Pembawa Arah Vertikal
3) Mengukur
Kesejajaran Bidang Luncur Kepala Lepas dengan Gerakan Pembawa
4) Mengukur Kesumbuan
Dudukan Senter pada Spindel Kepala tetap
5) Mengukur Kesumbuan
Dudukan Senter pada Spindel Kepala tetap
6) Mengukur Kesumbuan
Spindel Kepala tetap
7) Mengukur Penyimpangan
Kesumbuan Putaran pada Pusat Spindel (Pencekam dengan cak)
8) Mengukur Penyimpangan
Kesumbuan Putaran pada Pusat Spindel (Pencekam dengan cak)
9) Mengukur Kesejajaran
Gerakan Eretan atas dengan Sumbu Pebcekaman
10) Mengukur
Kesejajaran Geraakan Pembawa dengan Pusat senter (diantara dua senter)
11) Cara Mengukur Kesejajaran Sumbu Kepala Lepas dengan Landasan
12) Mengukur Kelonggaran Axial Ulir Transoprtiur
III.
PERSIAPAN PENGUJIAN
Adapun
yang harus dipersiapkan sebelum dilakukan nya proses pengujian adalah sebagai
berikut :
1) Leveling
Mesin sebelum test dimulai
Sebelum
serangkaian test dimulai,mesin harus terlebih dahulu di level dengan hati hati
maksudnya ketepatan dengan penggunaan spirit level.Instalasi yang benar dari
suatu mesin adalah dasar dari semua pengujian,dengan kata lain proses ini
sangat menentukan sekali untuk proses-proses selanjutnya dan hasil yang akan
diperoleh nantinya.
2) Zero
Lines
Zero
lines hanya digunkan pada pengaturan dengantujuan umum.ketelitian pengaturan
yang tinggi dan ukuran untuk meluruskan dilakukan semata-mata dengan maksud
penggunaan dial indicator atau peralatan yang sejenisnya dalam melaksanakan
kegiatan leveling mechine pada mesin bubut Maximat v 13.
3) Alat
Bantu
Dalam
pengujian alat bantu diperlukan untuk penyesuaiaan mesin mesin tertentu telah
digunakan pada proses produksi
4) Penggantian
Suatu Proses Pengujian.
Jika
peralatan yang ditujukanpada table pengujian tidak tersedia.peralatan dapat
digantikan oleh alat lainnya selama penggunaan alat-alat masih sama,ini hanya
perlu menentukan skala pada peralatan lainnya.
5) Pengujian
dengan Tujuan Khusus
Pengujian
dengan tujuan khusus pada mesin pada mesin lebih berbeda dari biasanya dan oleh
karena itu tidak dicakup pada table pengujian.
6) Konversi
satuan
Ini
merupakan kasus yang sangat kecil dalam permesinan tetapi sering kali hal ini
terlupakan sehingga terjadi kesalahan yang ditujukan pada table pengujian.
7) Pengujian
Assembly
Mesin
yang akan diuji dinyatakan dalam keadaan utuh oleh karena itu tidak boleh di
buka pada saat pengujian.untuk tambahan,pekerjaan membuka dan merakit kembali
memekan waktu dan mahal.Penerimaan pengujian ulalng hanya diterima pada
pengujian akhir dalam perakitan dan tidak pada ketelitian suatu bagian yang
diproduksi.
8) MengindariPemborosan
Waktu
Setiap
pengukuran dengan mengihndakan pemborosan waktu yang berlebihan,sejauh
mungkin.seorang pekerja harus melakukan pengujian yang sesuai sebelum perakitan
mesin.Pelanggan akan menerima hasil catatan penguian.setelah semua itu pekerja
tidak dapat mengharapkan penyelesaian pengujian yang lebih mahal dan lebih dari
sekali.
9) Pengujian
spindle utama
Ketelitian
pengujian pada spindle utama hanya akan diselesaikan pada kesimpulan pada
percobaan mesinspindel akan dijalankan dan bekerja pada temperature tertentu
dan telah menempati posisi normal pada bearing.kondisi itu selalu ficapai
ketika mesin dijalankan sekitar 30-60 menit.
10) Prinsip
Kerja
Terlepasan
dari batas toleransi tertentu,dalama perawatan dan pengamatan selama melakukan
pengujian.temperatur bearing harus sesuai tidak melampaui batas yang
diizinkan.roda gigi harus sepusat dan segaris dan bekerja tanpa keributan/suara
yang kasar/keras.pulley dan belt harus mencapai kepuasan dalam mempertahankan
pekerjaan dengan kecepatan yang benar
11) Uji
Coba
Pada keadaan normal setiap mesin
layaknya di uji coba sebelum di jalankan,pengguna boleh mennjadi saksi dalam
hal ini.ini digunakan untuk menanggapi pembayaran permintaan uji coba setelah
mesin siap utkuk di jalankan
12) Perbedaan
Pendapat terhadap Kesalahan dan Penyebab Lainnya
Jika hal ini terjadi maka peralatan
pengukuran yang pertama kali melakukan pengecekan.jika perlu dilakukan
percobaan dengan alat yang lainnya atau lebih baik dengan maksud metode
pengujian yang lainnya.jika metode berbeda memberikan jawaban yang sama,hasil
yang ditetapkan itu masih berbeda denganhasil yang mengidentifikasikan
kesalahan dalam metode kerja atau pekerjaan pengukuran.
IV. PERALATAN
Adapun peralatan
yang di gunakan dalam proses leveling mesin ini antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Dial
Indikator
Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat
ukur pneumatik, mekanik , hidrolik maupun yang elektrik. Termasuk dalam dunia
otomotif, banyak juga alat ukur yang sering digunakan. Dalam hal ini kita akan
membahas DIAL GAUGE
DIAL GAUGE atau ada yang menyebutnya dial indicator
adalah alat ukur yang dipergunakan untuk memeriksa penyimpangan yang sangat
kecil dari bidang datar, bidang silinder atau permukaan bulat dan kesejajaran.
Konstruksi sebuah alat dial indikator seperti terlihat pada gambar di atas,
terdiri atas jam ukur (dial gauge) yang di lengkapi dengan alat penopang
seperti blok alas magnet, batang penyangga, penjepit, dan baut penjepit.
CARA PEMBACAAN DAN PENGGUNAAN ALAT
Saat akan digunakan dial indikator tidak dapat digunakan sendiri, tapi memerlukan kelengkapan seperti di atas yang harus diatur sedemikian rupa pada saat pengukuran. Posisi dial gauge harus tegak lurus terhadap benda kerja yang akan diukur
Pada dial indikator terdapat 2 skala. Yang pertama
skala yang besar (terdiri dari 100 strip) dan skala yang lebih kecil. Pada
skala yang besar tiap stripnya bernilai 0,01 mm. Jadi ketika jarum panjang
berputar 1 kali penuh maka menunjukkan pengukuran tersebut sejauh 1 mm.
Sedangkan skala yang kecilmerupakan penghitung putaran dari jarum panjang pada
skala yang besar
Gambar
Dial Indicator
Sebagai contoh, jika jarum panjang pada skala besar
bergerak sejauh 6 strip dan jarum pendek bergerak pada skala 3 maka artinya
hasil pengukurannya adalah3,06 mm. Pengukuran ini diperoleh dari :
skala pada jarum panjang dibaca : 6 x 0,01 mm = 0,06 mm
skala pada jarum pendek dibaca : 3 x 1 mm = 3 mm
maka hasil pengukurannya adalah 0,06 mm + 3 mm = 3,06 mm.
Skala dan ring dial indikator dapat berputar ke angka 0 agar lurus dengan penunjuk. Penghitung putaran ukur jam berfungsi menghitung jumlah putaran penunjuk. Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan dial indicator adalah keadaan permukaan benda yang akan diukur harus bersih, posisi spindel dial (ujung peraba) tegak lurus pada permukaan komponen yang diperiksa, dan metode pengukuran yang digunakan.
Metode Pengukuran
1. Letakkan V-block di atas plat datar dan letakkan poros di atas block.
2. Sentuhkan spindel dial gauge pada permukaan poros. Aturlah tinggi dial gauge lock sedemikian rupa sehingga menyentuh permukaan poros.
3. Putarlah poros perlahan-lahan dan temukan point pada permukaan pembacaan paling kecil. Putarlah outer ring sampai penunjukkan pada "0".
4. Putarlah poros perlahan-lahan. Bacalah jumlah gerakan pointer.
Adapun metode pengukuran yang digunakan dial indikator adalah sebagai berikut:
(a) benda kerja yang dipindahkan, dial indikator tetap pada posisi diam.
(b) Dial indikator yang dipindahkan, benda kerja tetap pada posisi diam.
(c) Benda kerja diputar, dial indikator tetap pada posisi diam.
skala pada jarum panjang dibaca : 6 x 0,01 mm = 0,06 mm
skala pada jarum pendek dibaca : 3 x 1 mm = 3 mm
maka hasil pengukurannya adalah 0,06 mm + 3 mm = 3,06 mm.
Skala dan ring dial indikator dapat berputar ke angka 0 agar lurus dengan penunjuk. Penghitung putaran ukur jam berfungsi menghitung jumlah putaran penunjuk. Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan dial indicator adalah keadaan permukaan benda yang akan diukur harus bersih, posisi spindel dial (ujung peraba) tegak lurus pada permukaan komponen yang diperiksa, dan metode pengukuran yang digunakan.
Metode Pengukuran
1. Letakkan V-block di atas plat datar dan letakkan poros di atas block.
2. Sentuhkan spindel dial gauge pada permukaan poros. Aturlah tinggi dial gauge lock sedemikian rupa sehingga menyentuh permukaan poros.
3. Putarlah poros perlahan-lahan dan temukan point pada permukaan pembacaan paling kecil. Putarlah outer ring sampai penunjukkan pada "0".
4. Putarlah poros perlahan-lahan. Bacalah jumlah gerakan pointer.
Adapun metode pengukuran yang digunakan dial indikator adalah sebagai berikut:
(a) benda kerja yang dipindahkan, dial indikator tetap pada posisi diam.
(b) Dial indikator yang dipindahkan, benda kerja tetap pada posisi diam.
(c) Benda kerja diputar, dial indikator tetap pada posisi diam.
2. Spirit
Level
Sebuah spirit level atau tingkat gelembung merupakan
instrumen dirancang untuk menunjukkan apakah permukaan horizontal (tingkat)
atau vertikal (tegak lurus). Berbagai jenis tingkat semangat dapat digunakan
oleh tukang kayu, tukang batu, tukang batu, bangunan perdagangan pekerja
lainnya, surveyor, dan pengrajin logam lainnya millwrights, dan dalam beberapa
karya fotografi atau videographic.
Gambar Spirit Level
Tingkat semangat asli punya dua pisang berbentuk botol kaca melengkung di setiap titik pandang dan jauh lebih rumit untuk digunakan. Pada tahun 1920, Henry Ziemann menemukan tingkat modern dengan botol tunggal. Botol ini, yang paling umum pada tingkat saat biasa, fitur tabung gelas yang sedikit melengkung yang tidak lengkap diisi dengan cairan, biasanya semangat berwarna atau alkohol, meninggalkan gelembung dalam tabung. Pada kecenderungan sedikit gelembung akan melakukan perjalanan jauh dari posisi tengah, yang biasanya ditandai dalam beberapa cara.
Alkohol seperti etanol sering digunakan daripada air untuk berbagai alasan. Alkohol umumnya memiliki viskositas yang sangat rendah dan tegangan permukaan, yang memungkinkan gelembung untuk bepergian tabung cepat dan akurat menyelesaikan dengan gangguan minimal dengan permukaan kaca. Alkohol juga memiliki rentang temperatur cair yang lebih luas, dan tidak akan pecah botol sebagai air karena bisa untuk ekspansi es. Sebuah pewarna seperti fluorescein, biasanya berwarna kuning atau hijau, dapat ditambahkan untuk meningkatkan visibilitas gelembung.
Beberapa tingkat semangat mampu menunjukkan tingkat permukaan antara horizontal dan vertikal untuk tingkat terdekat. Perpanjangan dari tingkat roh adalah tingkat mata banteng: sebuah, melingkar datar-bottomed perangkat dengan cairan di bawah kaca wajah agak bulat cembung yang menunjukkan pusat jelas. Ini berfungsi untuk tingkat permukaan di pesawat, sementara tingkat tabung hanya melakukannya dalam arah tabung. Yang paling canggih tingkat semangat dijamin akurat sampai lima-sepuluh-ribu (0,0005) dari satu inci horisontal di pusat per inci vertikal di kedua ujung [kutipan diperlukan]. Dimana tingkat semangat juga harus digunakan terbalik, tabung berbentuk pisang diganti dengan sebuah tabung berbentuk tong. Permukaan internal atas tabung demikian selalu dari bentuk yang tepat
3. Test
Mandrel
Test
mandrel atau poros penguji adalahalat berbentuk poros silinder yang digunakan
dalam pengujian untuk menguji kesegarisan/kesumbuan sumbu spindeltest mandrel
yang digunakan terdiri dari 2 tipe yaitu:
Gambar Test Mandrel
a) Mandrel
tirus
Yaitu
mandrel berbentuk silinder dengan salah satu ujung berbentuk tirus.Mandrel ini
dapat langsung dimasukan kelubang poros spindle utama
b) Mandrel
slinder
Yaitu
mandrel yang harus di cekam diantara dua
buah center.
4. Center
Center
di gunakan sebagai alat pencekam/pemegang poros.
Gambar Center
5. Meja
Perata
Meja
perata digunakan sebagai alat bantu untukmengukur kerataan permukaan mesin yang
kecil.
Gambar Meja
Perata
SIMPULAN
dan SARAN
A. Simpulan
Dari hari penelitian yang dilakukan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Bahwasanya
Setiap mesin perlu dilakukan leveling untuk mengetahui keaadaan mesin yang
sebenarnya
2. Dengan
melakukan leveling mesin kita dapat segera memperbaiki mesin yang sudah tidak
pada keadaan yang tidak sebenarnya.
3. Mengetahui
secara dini kerusakan pada mesin misalnya unbalancing dan misalignment yang
dapat mempengaruhi hasil pengerjaan.
4. Untuk
para mahasiswa yang berkaitan dengan pekerjaan mesin berguna sebagai penambah
wawasan diman leveling mesin perlu dilakukan.
B. Saran
Adapun saran yang
diperoleh setelah melakukan praktikum leveling machine adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan
setelah selesai melakukan praktikum leveling machine dapat mengetahui cara
melakukan leveling yang baik dan benar.
2. Mampu
menganalisa kerusakan pada mesin misalnya unbalancing dan misalignment yang
sering terjadi pada mesin.
3. Dapat
menerapkan ilmu yang didapat dalam praktikum leveling machine.
LAMPIRAN
1) Cara
Mengukur Kedataran Landasan Luncur Pembawa pada Bagian Depan dan Belakang dalam
Arah Horisontal
2) Cara
Mengukur Kedatara Landasan Luncur Pembawa Arah Vertikal
3) Cara
Mengukur Kesejajaran Bidang Luncur Kepala Lepas dengan Gerakan Pembawa
4) Cara Mengukur
Kesumbuan Dudukan Senter pada Spindel Kepala tetap
5) Cara Mengukur
Kesumbuan Spindel Kepala tetap
6) Cara Mengukur Ketegaklurusan
Permukaan Spindel Diukur pada Dua titik pada Posisi 180 derajat
Posisi Vertikal Posisi
Horisontal
7)
Cara Mengukur
Penyimpangan Kesumbuan Putaran pada Pusat Spindel (Pencekam dengan cak)
Diukur dekat Spindel Diukur 300
mm
8) Cara Mengukur
Kesejajaran Sumbu Pencekaman dengan Landasan
Posisi Horisontal Posisi
Vertikal
9)
Cara Mengukur
Kesejajaran Gerakan Eretan atas dengan Sumbu Pebcekaman
10) Cara
Mengukur Kesejajaran Geraakan Pembawa dengan Pusat senter (diantara dua senter)
Diukur didekat Spindel Diukur
300 mm dari Spindel
11) Cara Mengukur
Kesejajaran Sumbu Kepala Lepas dengan Landasan
Sepanjang 100 mm Posisi Vertikal
12) Cara Mengukur Kelonggaran Axial Ulir Transoprtiur
Secara
Horisontal Secara Vertikal
maaf ya bg, mw nanya
BalasHapusabang anak Mesin POLMED juga kan ?!
angkatan tahun berapa bg ?