Jumat, 27 Januari 2012

leveling machine


I.TUJUAN PRAKTIKUM
1.Tujuan Umum
               Adapun tujuanumum  praktikum leveling mechine adalah agar mahasiswa mampu melakukan pengujian/test terhadap mesin dan selanjutnya melakukan leveling mesin berdasarkan data yang diperoleh dalam hal ini mesin yang akan dilakukan proses leveling adalah mesin bubut maximat v 13 yang ada di work shop teknik mesin Politeknik Negeri Medan.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam leveling mechine antara lain adalah sebagai berikut:
a.       Memperolehdata untuk mengetahui bagian bagian yang mengalami penyimpangan dalam mesin bubut maximat v 13 yang ada di bengkel teknik mesin Politeknik Negeri Medan
b.      Mengelola data hasil pengujian terhadap mesin bubut maximat v 13 untuk menentkan bagian bagian mana sajakah yang perlu dilakukan proses leveling

II MANFAAT PRAKTIKUM
a.       Mengetahui dasar-dasar leveling mechine
b.      Melatih diri untuk mampu melakukan pengujian terhadap mesin-mesin perkakas
c.       Menambah pengetahuan  tentang alat-alat ukur dalam kegiatan pengujian
d.      Memperoleh data hsil pengujian untuk tindakan perbaikan
















DASAR TEORI

A.    Pengertian Leveling Machine
Leveling Machine adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui keadaan mesin secara keseluruhan.Leveling perlu dilakukan untuk mengetahui kerusakan yang dialami oleh sebuah mesin yang kemudian akan ditanggulangu/diperbaiki sedini mungkin agar tidak terjadi kerusakan yang berlanjut.Dalam hal ini adapun mesin yang akan dilakukan leveling adalah Mesin Bubut MAXIMAT V 13 yang ada di Bengkel Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan.Adapun kegiatan Pengecekan yang dilakukan pada mesin tersebut adalah sebagai berikut :
1)      Mengukur Kedataran Landasan Luncur Pembawa pada Bagian Depan dan Belakang dalam Arah Horisontal
2)      Mengukur Kedatara Landasan Luncur Pembawa Arah Vertikal
3)      Mengukur Kesejajaran Bidang Luncur Kepala Lepas dengan Gerakan Pembawa
4)      Mengukur  Kesumbuan Dudukan Senter pada Spindel Kepala tetap
5)      Mengukur  Kesumbuan Dudukan Senter pada Spindel Kepala tetap
6)      Mengukur  Kesumbuan Spindel Kepala tetap
7)      Mengukur  Penyimpangan Kesumbuan Putaran pada Pusat Spindel (Pencekam dengan cak)
8)      Mengukur  Penyimpangan Kesumbuan Putaran pada Pusat Spindel (Pencekam dengan cak)
9)      Mengukur  Kesejajaran Gerakan Eretan atas dengan Sumbu Pebcekaman
10)  Mengukur Kesejajaran Geraakan Pembawa dengan Pusat senter (diantara dua senter)
11)  Cara Mengukur Kesejajaran Sumbu Kepala Lepas dengan Landasan
12)  Mengukur Kelonggaran Axial Ulir Transoprtiur
















III. PERSIAPAN PENGUJIAN
Adapun yang harus dipersiapkan sebelum dilakukan nya proses pengujian adalah sebagai berikut :
1)      Leveling Mesin sebelum test dimulai
Sebelum serangkaian test dimulai,mesin harus terlebih dahulu di level dengan hati hati maksudnya ketepatan dengan penggunaan spirit level.Instalasi yang benar dari suatu mesin adalah dasar dari semua pengujian,dengan kata lain proses ini sangat menentukan sekali untuk proses-proses selanjutnya dan hasil yang akan diperoleh nantinya.
2)      Zero Lines
Zero lines hanya digunkan pada pengaturan dengantujuan umum.ketelitian pengaturan yang tinggi dan ukuran untuk meluruskan dilakukan semata-mata dengan maksud penggunaan dial indicator atau peralatan yang sejenisnya dalam melaksanakan kegiatan leveling mechine pada mesin bubut Maximat v 13.

3)      Alat Bantu
Dalam pengujian alat bantu diperlukan untuk penyesuaiaan mesin mesin tertentu telah digunakan pada proses produksi
4)      Penggantian Suatu Proses Pengujian.
Jika peralatan yang ditujukanpada table pengujian tidak tersedia.peralatan dapat digantikan oleh alat lainnya selama penggunaan alat-alat masih sama,ini hanya perlu menentukan skala pada peralatan lainnya.
5)      Pengujian dengan Tujuan Khusus
Pengujian dengan tujuan khusus pada mesin pada mesin lebih berbeda dari biasanya dan oleh karena itu tidak dicakup pada table pengujian.
6)      Konversi satuan
Ini merupakan kasus yang sangat kecil dalam permesinan tetapi sering kali hal ini terlupakan sehingga terjadi kesalahan yang ditujukan pada table pengujian.
7)      Pengujian Assembly
Mesin yang akan diuji dinyatakan dalam keadaan utuh oleh karena itu tidak boleh di buka pada saat pengujian.untuk tambahan,pekerjaan membuka dan merakit kembali memekan waktu dan mahal.Penerimaan pengujian ulalng hanya diterima pada pengujian akhir dalam perakitan dan tidak pada ketelitian suatu bagian yang diproduksi.
8)      MengindariPemborosan Waktu
Setiap pengukuran dengan mengihndakan pemborosan waktu yang berlebihan,sejauh mungkin.seorang pekerja harus melakukan pengujian yang sesuai sebelum perakitan mesin.Pelanggan akan menerima hasil catatan penguian.setelah semua itu pekerja tidak dapat mengharapkan penyelesaian pengujian yang lebih mahal dan lebih dari sekali.
9)      Pengujian spindle utama
Ketelitian pengujian pada spindle utama hanya akan diselesaikan pada kesimpulan pada percobaan mesinspindel akan dijalankan dan bekerja pada temperature tertentu dan telah menempati posisi normal pada bearing.kondisi itu selalu ficapai ketika mesin dijalankan sekitar 30-60 menit.
10)  Prinsip Kerja
Terlepasan dari batas toleransi tertentu,dalama perawatan dan pengamatan selama melakukan pengujian.temperatur bearing harus sesuai tidak melampaui batas yang diizinkan.roda gigi harus sepusat dan segaris dan bekerja tanpa keributan/suara yang kasar/keras.pulley dan belt harus mencapai kepuasan dalam mempertahankan pekerjaan dengan kecepatan yang benar


11)  Uji Coba
Pada keadaan normal setiap mesin layaknya di uji coba sebelum di jalankan,pengguna boleh mennjadi saksi dalam hal ini.ini digunakan untuk menanggapi pembayaran permintaan uji coba setelah mesin siap utkuk di jalankan
12)  Perbedaan Pendapat terhadap Kesalahan dan Penyebab Lainnya
Jika hal ini terjadi maka peralatan pengukuran yang pertama kali melakukan pengecekan.jika perlu dilakukan percobaan dengan alat yang lainnya atau lebih baik dengan maksud metode pengujian yang lainnya.jika metode berbeda memberikan jawaban yang sama,hasil yang ditetapkan itu masih berbeda denganhasil yang mengidentifikasikan kesalahan dalam metode kerja atau pekerjaan pengukuran.

IV. PERALATAN
Adapun peralatan yang di gunakan dalam proses leveling mesin ini antara lain adalah sebagai berikut :
1.      Dial Indikator
Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat ukur pneumatik, mekanik , hidrolik maupun yang elektrik. Termasuk dalam dunia otomotif, banyak juga alat ukur yang sering digunakan. Dalam hal ini kita akan membahas DIAL GAUGE
DIAL GAUGE atau ada yang menyebutnya dial indicator adalah alat ukur yang dipergunakan untuk memeriksa penyimpangan yang sangat kecil dari bidang datar, bidang silinder atau permukaan bulat dan kesejajaran. Konstruksi sebuah alat dial indikator seperti terlihat pada gambar di atas, terdiri atas jam ukur (dial gauge) yang di lengkapi dengan alat penopang seperti blok alas magnet, batang penyangga, penjepit, dan baut penjepit.


CARA PEMBACAAN DAN PENGGUNAAN ALAT

Saat akan digunakan dial indikator tidak dapat digunakan sendiri, tapi memerlukan kelengkapan seperti di atas yang harus diatur sedemikian rupa pada saat pengukuran. Posisi dial gauge harus tegak lurus terhadap benda kerja yang akan diukur
Pada dial indikator terdapat 2 skala. Yang pertama skala yang besar (terdiri dari 100 strip) dan skala yang lebih kecil. Pada skala yang besar tiap stripnya bernilai 0,01 mm. Jadi ketika jarum panjang berputar 1 kali penuh maka menunjukkan pengukuran tersebut sejauh 1 mm. Sedangkan skala yang kecilmerupakan penghitung putaran dari jarum panjang pada skala yang besar
Gambar Dial Indicator

Sebagai contoh, jika jarum panjang pada skala besar bergerak sejauh 6 strip dan jarum pendek bergerak pada skala 3 maka artinya hasil pengukurannya adalah3,06 mm. Pengukuran ini diperoleh dari :
skala pada jarum panjang dibaca : 6 x 0,01 mm = 0,06 mm
skala pada jarum pendek dibaca : 3 x 1 mm = 3 mm
maka hasil pengukurannya adalah 0,06 mm + 3 mm = 3,06 mm.

Skala dan ring dial indikator dapat berputar ke angka 0 agar lurus dengan penunjuk. Penghitung putaran ukur jam berfungsi menghitung jumlah putaran penunjuk. Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan dial indicator adalah keadaan permukaan benda yang akan diukur harus bersih, posisi spindel dial (ujung peraba) tegak lurus pada permukaan komponen yang diperiksa, dan metode pengukuran yang digunakan.
Metode Pengukuran
1. Letakkan V-block di atas plat datar dan letakkan poros di atas block.
2. Sentuhkan spindel dial gauge pada permukaan poros. Aturlah tinggi dial gauge lock sedemikian rupa sehingga menyentuh permukaan poros.
3. Putarlah poros perlahan-lahan dan temukan point pada permukaan pembacaan paling kecil. Putarlah outer ring sampai penunjukkan pada "0".
4. Putarlah poros perlahan-lahan. Bacalah jumlah gerakan pointer.

Adapun metode pengukuran yang digunakan dial indikator adalah sebagai berikut:
(a) benda kerja yang dipindahkan, dial indikator tetap pada posisi diam.
(b) Dial indikator yang dipindahkan, benda kerja tetap pada posisi diam.
(c) Benda kerja diputar, dial indikator tetap pada posisi diam.




2.      Spirit Level
Sebuah spirit level atau tingkat gelembung merupakan instrumen dirancang untuk menunjukkan apakah permukaan horizontal (tingkat) atau vertikal (tegak lurus). Berbagai jenis tingkat semangat dapat digunakan oleh tukang kayu, tukang batu, tukang batu, bangunan perdagangan pekerja lainnya, surveyor, dan pengrajin logam lainnya millwrights, dan dalam beberapa karya fotografi atau videographic.



                                              Gambar Spirit Level


Tingkat semangat asli punya dua pisang berbentuk botol kaca melengkung di setiap titik pandang dan jauh lebih rumit untuk digunakan. Pada tahun 1920, Henry Ziemann menemukan tingkat modern dengan botol tunggal. Botol ini, yang paling umum pada tingkat saat biasa, fitur tabung gelas yang sedikit melengkung yang tidak lengkap diisi dengan cairan, biasanya semangat berwarna atau alkohol, meninggalkan gelembung dalam tabung. Pada kecenderungan sedikit gelembung akan melakukan perjalanan jauh dari posisi tengah, yang biasanya ditandai dalam beberapa cara.

Alkohol seperti etanol sering digunakan daripada air untuk berbagai alasan. Alkohol umumnya memiliki viskositas yang sangat rendah dan tegangan permukaan, yang memungkinkan gelembung untuk bepergian tabung cepat dan akurat menyelesaikan dengan gangguan minimal dengan permukaan kaca. Alkohol juga memiliki rentang temperatur cair yang lebih luas, dan tidak akan pecah botol sebagai air karena bisa untuk ekspansi es. Sebuah pewarna seperti fluorescein, biasanya berwarna kuning atau hijau, dapat ditambahkan untuk meningkatkan visibilitas gelembung.

Beberapa tingkat semangat mampu menunjukkan tingkat permukaan antara horizontal dan vertikal untuk tingkat terdekat. Perpanjangan dari tingkat roh adalah tingkat mata banteng: sebuah, melingkar datar-bottomed perangkat dengan cairan di bawah kaca wajah agak bulat cembung yang menunjukkan pusat jelas. Ini berfungsi untuk tingkat permukaan di pesawat, sementara tingkat tabung hanya melakukannya dalam arah tabung. Yang paling canggih tingkat semangat dijamin akurat sampai lima-sepuluh-ribu (0,0005) dari satu inci horisontal di pusat per inci vertikal di kedua ujung [kutipan diperlukan]. Dimana tingkat semangat juga harus digunakan terbalik, tabung berbentuk pisang diganti dengan sebuah tabung berbentuk tong. Permukaan internal atas tabung demikian selalu dari bentuk yang tepat





3.      Test Mandrel
Test mandrel atau poros penguji adalahalat berbentuk poros silinder yang digunakan dalam pengujian untuk menguji kesegarisan/kesumbuan sumbu spindeltest mandrel yang digunakan terdiri dari 2 tipe yaitu:

                            Gambar Test Mandrel

a)      Mandrel tirus
Yaitu mandrel berbentuk silinder dengan salah satu ujung berbentuk tirus.Mandrel ini dapat langsung dimasukan kelubang poros spindle utama
b)      Mandrel slinder
Yaitu mandrel yang  harus di cekam diantara dua buah center.
4.      Center
Center di gunakan sebagai alat pencekam/pemegang poros.



                    Gambar Center


5.      Meja Perata
Meja perata digunakan sebagai alat bantu untukmengukur kerataan permukaan mesin yang kecil.

                                  Gambar Meja Perata

SIMPULAN dan SARAN

A.    Simpulan
Dari hari penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Bahwasanya Setiap mesin perlu dilakukan leveling untuk mengetahui keaadaan mesin yang sebenarnya
2.      Dengan melakukan leveling mesin kita dapat segera memperbaiki mesin yang sudah tidak pada keadaan yang tidak sebenarnya.
3.      Mengetahui secara dini kerusakan pada mesin misalnya unbalancing dan misalignment yang dapat mempengaruhi hasil pengerjaan.
4.      Untuk para mahasiswa yang berkaitan dengan pekerjaan mesin berguna sebagai penambah wawasan diman leveling mesin perlu dilakukan.

B.     Saran
Adapun saran yang diperoleh setelah melakukan praktikum leveling machine adalah sebagai berikut :
1.      Diharapkan setelah selesai melakukan praktikum leveling machine dapat mengetahui cara melakukan leveling yang baik dan benar.
2.      Mampu menganalisa kerusakan pada mesin misalnya unbalancing dan misalignment yang sering terjadi pada mesin.
3.      Dapat menerapkan ilmu yang didapat dalam praktikum leveling machine.















LAMPIRAN

1)      Cara Mengukur Kedataran Landasan Luncur Pembawa pada Bagian Depan dan Belakang dalam Arah Horisontal


2)      Cara Mengukur Kedatara Landasan Luncur Pembawa Arah Vertikal

3)      Cara Mengukur Kesejajaran Bidang Luncur Kepala Lepas dengan Gerakan Pembawa
               
 




4)      Cara Mengukur  Kesumbuan Dudukan Senter pada Spindel Kepala tetap

5)      Cara Mengukur  Kesumbuan Spindel Kepala tetap


6)      Cara Mengukur  Ketegaklurusan Permukaan Spindel Diukur pada Dua titik pada Posisi 180 derajat
               
                             Posisi Vertikal                                            Posisi Horisontal

7)      Cara Mengukur  Penyimpangan Kesumbuan Putaran pada Pusat Spindel (Pencekam dengan cak)
                     
             Diukur dekat Spindel                                     Diukur 300 mm

8)      Cara Mengukur  Kesejajaran Sumbu Pencekaman dengan Landasan
                
                    Posisi Horisontal                                                             Posisi Vertikal

9)      Cara Mengukur  Kesejajaran Gerakan Eretan atas dengan Sumbu Pebcekaman

10)  Cara Mengukur Kesejajaran Geraakan Pembawa dengan Pusat senter (diantara dua senter)

                
             Diukur didekat Spindel                                                         Diukur 300 mm dari Spindel

11)  Cara Mengukur Kesejajaran Sumbu Kepala Lepas dengan Landasan
                                                        Sepanjang 100 mm                                            Posisi Vertikal          


12)  Cara Mengukur Kelonggaran Axial Ulir Transoprtiur

             
                                 Secara Horisontal                                                                    Secara Vertikal

1 komentar:

  1. maaf ya bg, mw nanya
    abang anak Mesin POLMED juga kan ?!
    angkatan tahun berapa bg ?

    BalasHapus